Sabtu, 27 Februari 2010

Apakah Keutamaan Mengurus Suami Dan Anak Bisa Menggantikan Tholabul 'Ilmi?

Pertanyaan :
Assalamu’alaykum.
Ana seorang ibu rumah tangga dan alhamdulillah sudah dikaruniai satu anak. ingin minta nasehatnya bagaimana agar saya (dan mungkin ummahat yang lain juga) bisa istiqomah dalam tholabul ‘ilmi walaupun kesibukan-kesibukan mengurus rumah tangga kadang-kadang melupakanya dari murojaah. Apakah keutamaan mengurus suami dan anak bisa menggantikan keutamaan tholabul ‘ilmi. manakah yang lebih utama diantara keduanya ? Mohon penjelasanya. Jazakallohu khayran. (Ummu 'Abdirrahman)

Jawaban
Oleh : Ustadz Said Yai Ardiansyah (Mahasiswa Fakultas Hadits, Jami’ah Islamiyah Madinah, Saudi Arabia)

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah washshaltu wassalam ‘ala rasulillah.

Menuntut ilmu ada yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. ada juga yang sunnah.
Begitu pula mengurus suami dan anak ada yang wajib dan ada yang sunnah.
Kita tidak berbicara pada sesuatu yang wajib, karena hal tersebut harus kita kerjakan.
Ketika kita berbicara tentang hal-hal yang sunnah, manakah yang lebih afdhal?
Imam Ahmad pernah berkata, “thalabul-’ilmi la ya’diluhu syai’ inshahhatinniyah.” ((fadilah) menuntut ilmu tidak ada yang bisa menandinginya jika niatnya benar.)
Amalan-amalan kebaikan sangatlah banyak. Amalan-amalan tersebut memiliki pintu. terkadang ada yang dibukakan pintu shalat, maka dia bisa dengan mudah mengerjakan semua shalat sunnah, dan ada juga yang tidak. Ada yang dibukakan pintu sedekah, sehingga mudah sekali menyumbang hartanya. Dan ada juga yang tidak. Ada yang dibukakan pintu puasa dan ada yang tidak. Ada yang dibukakan pintu untuk thalabul’ilm dan ada yang tidak. Maka sebisa mungkin kita memfokuskan diri untuk beramal di pintu yang allah bukakan untuk kita dan menjadi teladan di pintu itu. “Sesungguhnya Allah membagi amalan-amalan sebagaimana membagi rezeki”, coba lihat perkataan Imam Malik di biodata beliau di Siyar A’lam.
Berusahalah menimbang amalan-amalan yang mana jika kita laksanakan dengan ringan ternyata manfaatnya dan ganjarannya sangat besar.

(Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.) (alhadits)
Sekali lagi pembicaraan kita pada hal-hal yang sunnah, setelah kita mengerjakan semua kebaikan.
Untuk belajar, Alhamdulillah banyak caranya. Ibu bisa belajar lewat buku, kaset, radio, internet dll. Hanya saja kita harus mengatur waktu kita dengan baik. Dengan kesibukan ibu, ana yakin masih bisa meluangkan waktu. Contohnya: setiap sebelum fajar, ibu bangun shalat witir dll dan menyisihkan waktu 20 menit untuk baca buku.
Mudah-mudahan kita bisa istiqamah untuk menuntut ilmu. Walau itu berat dan penuh rintangan.
Mudh-mudahan allah mempermudah semua urusan kita. Wallahu a’lam. Billahittaufiq. Walhamdulillah.

Sumber : muslim.or.id  (komentar dalam artikel : Yang Kita Lupakan Dalam Menuntut Ilmu)

Kamis, 25 Februari 2010

Mengenal Gangguan Kebiasaan Pada Buah Hati


Seorang anak sangat peka terhadap kasih sayang, mereka mengetahui dan lekas merasa dicintaikah atau tidak. Jika merasa tidak dicintai dan diperhatikan oleh orang tuanya, anak akan merasa tidak aman lalu timbul ketegangan yang dapat mengakibatkan gejala berupa timbulnya kebiasaan-kebiasaan jelek yang disebut gangguan kebiasaan. Gangguan kebiasaan pada anak ini merupakan suatu penyaluran dari suatu ketegangan emosional (tensional outlet) bagi seorang anak. Gangguan kebiasaan pada anak dapat berupa : kebiasaan mengisap jari, mengisap lidah, menggigit kuku, mengguling-gulingkan kepala, mencabut rambut, gagap, menangis,n merengek-rengek dsb.
Berikut ini akan diuraikan secara terperinci beberapa gangguan kebiasaan pada anak-anak :
1. Enuresis (Ngompol)
Ngompol adalah keadaan dimana anak tidak dapat menahan kencing sesudah umur 5 tahun. Enuresis nokturna adalah ngompol pada malam hari dan enuresis diurnal terjadi pada siang hari. Ngompol merupakan gangguan kebiasaan yang sering dijumpai pada anak-anak. Sekitar 1-5 % anak menderita gangguan kebiasaan ini, dan terjadi lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Gejala yang Timbul
Ngompol bisa bersifat menetap (primer), dimana pada malam hari anak selalu ngompol, dan tipe regresif (sekunder) dimana anak yang sudah tidak ngompol sekurang-kurangnya dalam 1 tahun mulai ngompol lagi. Sekitar 75% dari semua anak yang ngompol merupakan tipe primer. Tetapi pada anak usia akhir SD biasanya menderita ngompol tipe regresif.
Ngompol yang bersifat menetap biasanya sering karena pelatihan untuk buang air kecil yang tidak tepat atau tidak memadai. Orang tua yang menuntut secara paksa anak untuk segera bisa buang air kecil sendiri dapat menimbukan respon marah, anak secara tidak sadar menentangnya dengan mengompol. Sebaliknya orang tua yang tidak cukup memberi dukungan dan latihan buang air kecil dapat mengurangi upaya anak untuk menahan kencing. Stress psikologis yang lama yang terjadi selama periode anak belajar berjalan walaupun  tidak terkait dengan pengalaman pelatihan buang air keci  juga dapat menganggu kemampuan anak untuk mengontrol kencing.
Ngompol tipe regresif biasanya dipengaruhi peristiwa-peristiwa lingkungan yang penuh tekanan, seperti pindah rumah baru, konfik pernikahan orang tua, kelahiran saudara kandung atau kematian dalam keluarga. Ngompol ini bersifat sementara dan terjadi cuma sebentar. Biasanya tipe ini cepat sembuh.
Penanganan
Penanganan ngompol pada anak tergantung pada faktor penyebabnya. Penanganan harus memperhatikan faktor psikis, sosial dan lingkungan anak. Beberapa hal berikut dapat dilakukan jika anak kita masih ngompol:
a)      Pemberian hadiah atau pujian. Jika pada suatu malam anak kita sudah tidak ngompol berikan suatu hadiah/pujian. Berikan hadiah yang lebih besar atau lebih anak sukai jika ternyata dia sudah tidak ngompol pada lebih banyak malam.
b)      Setelah makan malam, jangan berikan minuman atau makanan cair pada anak.
c)      Sebelum tidur, anak disuruh buang air kecil terlebih dahulu.
d)     Membangunkan anak secara berulang-ulang untuk mengantarkannya ke kamar mandi, hal ini berguna bagi beberapa anak. Tapi dapat menimbulkan dan membangkitkan amarah pada beberapa anak yang lain.
e)      Pada anak yang sudah besar diminta mencuci sprei dan celananya sendiri yang kena ompol.
f)       Jalinlah komunikasi yang baik dengan anak, bantu anak mengatasi masalahnya.
g)      Hindari pemberian hukuman atau penghinaan pada anak yang masih ngompol.
h)      Penggunaan aat-alat pembantu (mialnya alarm yang berbunyi) sebaiknya dihindari, jika sangat diperukan sebaiknya harus dengan persetujuan anak.
i)        Konsutasilah dengan dokter anak atau dokter syaraf untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada organ saluran kencing atau tidak.
2. Enkopresis
Anak-anak yang berumur 2-3 tahun biasanya sudah tidak berak di celana lagi. Bila hal ini sekali-kali terjadi, tidak usah dikhawatirkan, sebab mungkin anak baru sakit atau karena rangsangan emosional yang hebat. Akan tetapi jika sesudah umur 3-4 tahun seorang anak masih buang air besar di celana, maka hal tersebut harus di”khawatirkan”. Gangguan ini terutama pada anak aki-laki dan biasanya pada anak dengan sosial ekonomi yang rendah. Enkopresis menunjukkan gangguan emosi yang lebih serius daripada ngompol dan sering terkait dengan amarah. 
Faktor Penyebab Enkopresis Antara Lain :
a)      Kelainan saluran pencernaan dan feces. Misalnya konstipasi kronis, tinja keras, dan mencret terus menerus pada anak.
b)       Retardasi mental.
c)      Latihan yang salah : ibu yang tergesa-gesa melatih anaknya sebelum waktunya (sebelum umur 1 tahun seorang anak belum dapat mengontrol BAB nya), sehingga anak menjadi bingung dan takut. Atau anak kurang mendapat perhatian orang tua sehingga kurang latihan.
d)     Adanya gangguan emosional, misalnya rasa iri pada adik yang baru lahir, merasa tidak diperhatikan dll.
Penanganan
a)      Tindakan seperti pada kasus ngompol bisa digunakan pada kasus ini. Tapi ada beberapa hal yang memerlukan penanganan yang berbeda.
b)      Jika disebabkan konstipasi kronis, maka sebaiknya orang tua lebih memperhatikan makanan anak, beri banyak buah-buahan dan makanan berserat tinggi.
c)      Latih anak untuk duduk di toilet sekitar 10-15 menit selesai makan.
d)     Beri anak hadiah jika sudah tidak BAB di celana lagi.

3. Menghisap Jari
Untuk bayi menghisap jari merupakan hal yang normal. Akan tetapi bia seorang anak masih menghisap jari setelah umur 3-4 tahun, maka biasanya ada ketegangan emosional padanya. Orangtua sering menjadi gelisah bia melihat anaknya menghisap jari. Yang dari kalangan intelektual khawatir timbulnya kelainan pada rahang atau anak mendapat radang saluran cerna. Oleh karena itu anak yang menghisap jari sering dimarahi, diancam hukuman atau dibuat malu oeh orang tuanya. Padahal  hal tersebut bisa menimbukan rasa salah dan rendah diri pada anak dan justru menambah ketegangan emosional yang sudah ada. Bagaimanakah sebaiknya sikap orang tua terhadap anak yang menghisap jari dan bagaimanakah pencegahannya? Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Pada masa bayi diberikan cukup waktu untuk menghisap. Menurut banyak peneliti, kebiasaan menghisap jari lebih sering terjadi pada anak – anak yang kurang diberi kesempatan menghisap, misalnya pada bayi-bayi yang cepat disapih.
b.      Diselidiki keadaan emosional anak. Bagaimanakah hubungan orang tua denagn anak? Bila ada ketegangan emosional, maka hal ini peru diperbaiki. Berikan lebih banyak perhatian pada anak.
c.       Bila anak masih tetap menghisap, biarkanlah hingga anak berumur kira-kira 5 tahun. Biasanya setelah umur 5 tahun anak lebih koperatif, dan lebih mudah diajak komunikasi, sehingga bisa diberitahu bahwa hal tersebut adaah kebiasaan yang tidak baik.
d.      Berikan anak permainan atau minat yang anak sukai sehingga dengan begitu anak akan merasa puas dan lebih ceria.Sehingga kemungkinan meluapkan emosi dengan menghisap jari lebih rendah.
e.       Jika anak sudah mulai mencoba dengan aktif mengendalikan kebiasaan menghisap jari berikan pujian dan dorongan. Sehingga dengan begitu anak akan lebih termotivasi menghiangkan kebiasaan tersebut.
Demikianlah beberapa gangguan kebiasaan yang sering terjadi pada anak-anak. Semoga bermanfaat. Allohu a’lam. (ummu abdirrahman al harits, dr )
Maraji’ :
1.      Nelson, Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2.      Maramis, W.F. 1994. Catatan Imu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.
3.      Mardjono, Mahar. 2000. Neuroogi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta.
               

Sabtu, 20 Februari 2010

Keguguran

Soal 1 :
Di beberapa rumah sakit, sebagian wanita mengalami keguguran saat kandungan berusia lima bulan. Kami tidak tahu, apa yang harus dilakukan terhadap janin-janin tersebut. Apakah harus dikubur dan dishalatkan ataukah boleh dibuang di tempat sampah? Kami mohon penjelasan dalam masalah ini. Apakah janin yang sudah ditiupkan ruh padanya harus juga itu dishalatkan setelah dimandikan? Apakah juga harus diberi nama?

Jawab :
Jika faktanya sesuai dengan cerita di atas yaitu terjadinya keguguran saat usia kehamilan sudah mencapai lima bulan, maka janin tersebut harus dimandikan, dikafani dan dishalati. Disunnahkan juga untuk mengadakan acara aqiqah untuknya, sama persis dengan perlakuan terhadap kaum muslimin yang sudah dewasa. Dan juga dimakamkan di pekuburan muslim dan serta diberi nama.

(Lajnah Daimah Lil Buhutsil Ilmiyah Wal Ifta' /Komisi Riset, Ilmiyah dan Fatwa, Ketua : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Wakil Ketua : Abdurrazaq Afifi. Anggota: Abdullah bin Gadyan)


Soal 2
Saya mempunyai isteri. Alhamdulillah Allah telah menganugeri kami enam anak. Kemudian, isteri saya hamil selama lima kali tapi selalu mengalami keguguran pada saat usia dua atau tiga bulan di Rumah sakit. Setiap kali dia mengalami perdarahan, saya membawanya ke rumah sakit dan membiusnya. Lalu mereka melakukan kuret, saya tidak tahu apa yang mereka lakukan terhadap janin. Apakah saya wajib menguburkannya? Jika wajib, mohon penjelasan. Apakah wajib memberi nama? Apakah wajib pula menyelenggarakan aqiqah atau tidak?

Jawab :
Setelah Komisi Riset dan fatwa Ilmiyah mempelajari kasus ini, maka menetapkan bahwa janin yang mengalami keguguran dan belum genap empat bulan, maka tidak perlu dimandikan, tidak perlu dishalati, tidak diberi nama dan tidak diaqiqahi. Karena ruh belum ditiupkan padanya
(Lajnah Daimah Lil Buhutsil Ilmiyah Wal Ifta' / Komisi Riset Ilmiyah dan Fatwa, Ketua : Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Wakil Ketua : Abdurrazaq Afifi. Anggota: Abdullah bin Gadyan)

Sumber : Majalah As-Sunnah Edisi 01/IX/1426 H/2005 M, Hal 50

Kamis, 18 Februari 2010

Petunjuk Nabi Dalam Menyembuhkan Sakit Kepala

Ibnu Majah meriwayatkan dalam sebuah hadits yang keshahihannya masih perlu diteliti kembali, bahwasannya Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bila merasakan pening beliau membalut kepalanya dengan pacar (inai) dan beliau bersabda :
"Sesungguhnya pacar (inai) ini bermanfaat untuk menyembuhkan sakit kepala dengan izin Allah."

Suda' adalah rasa sakit di sebagian kepala atau seluruhnya. Apabila terasa di sebagian kepala biasanya disebut syaqiqah, apabila mencakup seluruh kepala biasanya disebut bidhah dan khaudzah, karena dikiaskan dengan bidhahnya (putihnya) senjata yang biasa merata adanya di seluruh kepala. Penyakit ini kadang terasa hanya di bagian depan atau bagian belakang kepala, dan macamnya banyak dan sebab-sebabnya berbeda-beda.

Hakikat sakit kepala adalah adanya panas di kepala yang tertahan sehingga menyebabkan adanya uap yang berputar di kepala yang harus dikeluarkan. Karena tidak bisa langsung keluar maka terjadilah rasa sakit, sebagaimana uap di ketel yang tertahan dan menekan untuk keluar dari dalam ketel. Ada banyak sebab-sebab pusing diantaranya:
  • Adanya luka di lambung hingga kepala terasa sakit karena adanya syaraf yang bersambung dari lambung ke kepala.
  • Adanya angin di dalam lambung yang menekan hingga ke kepala dan menyebabkan rasa sakit.
  • Adanya pembengkakan pada lambung yang menyebabkan rasa sakit pada kepala dikarenakan adanya hubungan antara kepala dan lambung.
  • Pusing karena perut penuh makanan kemudian sebagian makanan tersebut tidak tercerna dan menjadikan kepala terasa berat dan sakit.
  • Terjadi setelah jima' karena memforsir tenaga, sehingga mengalirkan panas lebih dari kemampuan menahannya.
  • Terjadi setelah muntah dan perut kosong karena kering atau naiknya uap panas dari lambung ke kepala.
  • Pusing karena udara yang panas dan kering.
  • Pusing karena udara dingin dan berkumpulnya uap di kepala yang tidak bisa keluar.
  • Pusing karena kebanyakan begadang malam hari dan kurang tidur serta kesedihan yang besar.
    Adapun cara mengobatinya tergantung dari penyebab sakitnya.

    Ada yang pengobatannya dengan cara mengosongkan perut, ada yang dengan cara mengisi perut, dengan tidur dan istirahat, dengan mendinginkan badan atau menghangatkan badan, menghindari suara dan terlalu banyak bergerak. Apabila telah dipahami, maka pengobatannya dengan daun pacar (inai) sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Pengobatan dengan inai ini untuk beberapa jenis sakit kepala, bukan untuk seluruh sakit kepala.

    Al Bukhari dan Abu Daud telah meriwayatkan bahwa Rasulullah apabila ada seseorang yang mengadukan rasa sakit di kepalanya kepada beliau, maka beliau berkata : "Berbekamlah". Adapun apabila ada seseorang yang mengadukan rasa sakit di kedua kakinya, maka beliau berkata : "Balurlah dengan pacar (inai)."
    Wallahu A'lam.

    Disadur dari Kitab Ath-Thibbun Nabawi.
    Sumber : Manshur bin Abdul Aziz Al-Ujayyan, Taman Untuk Orang Yang Dicintai (Mutiara Hikmah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah), Darul Haq. 2002.

    Kamis, 11 Februari 2010

    Kajian Umum Di Kota Tegal

    Bismillah.....
    Untuk Kaum Muslimin di Kota Tegal, Brebes, Pemalang dan sekitarnya. Alhamdulillah akan diadakan Kajian Umum dengan Judul :  

    LARANGAN MENGIKUTI HAWA NAFSU
     Oleh : Al Ustadz Mubarok Bamuallim, Lc
    Waktu : Hari Sabtu, 27 Februari 2010
    Pukul : 16.00 WIB - Selesai
    Tempat : Masjid Darul Fikri, Jln Delima Kota Tegal


    HIDUP DALAM KETERASINGAN
     Oleh : Al Ustadz Mubarok Bamuallim, Lc
    Waktu : Hari Ahad, 28 Februari 2010
    Pukul : 1o.00 WIB - Dhuhur
    Tempat : Masjid Darul Muttaqin, Jln Salak No.66 Kota Tegal
     
    Contact Person : 081326969200

    Sumber : Radio Sahabat FM, 90.4 MHZ, Kota Tegal

    Selasa, 09 Februari 2010

    Meneladani Sahabat

    Teringat Hadits dari Rasulullah sholallohu 'alaihi wassalam yang menceritakan seorang sahabat yang dijamin masuk surga, bukan karena dia ahli ibadah atau ahli ilmu, tapi karena dia tidak pernah iri terhadap nikmat yang diberikan ALLAH pada orang lain. Ternyata itu adalah suatu amalan yang luar biasa susahnya.....betapa susah menjaga hati dari hal tersebut.
    Ada saat hati ini merasa iri melihat kemudahan-kemudahan yang didapat teman sendiri, ketika teman kita dapat intens belajar bahasa arab, menghafal alQur'an, tinggal di pondok, dapat berdakwah, ilmunya semakin banyak...ada suatu rasa "ingin seperti itu",
    Salahkah hal tersebut?