Kamis, 24 Juni 2010

PROSEDUR PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA

A.Definisi
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa
nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsia. ( Hipertensi, edema, proteinuria).

B.Patofisiologi
Sama dengan pre-eklampsia, dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati,
ginjal, otak, paru dan jantung,yakni terjadinya nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut.

C.Gejala Klinis
Kehamilan > 20 minggu, atau saat persalinan atau masa nifas
Tanda-tanda pre eklamsia (hipertensi, edema dan proteinuria).
Kejang-kejang dan/atau koma.
Kadang-kadang disertai dengan gangguan fungsi organ-organ


D.Pemeriksaan Dan Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis di atas.
Pemeriksaan laboratorium
  • adanya protein dalam air seni
  • fungsi organ, hepar, ginjal, jantung
  • fungsi Hematologi – Hemostasis
Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu
  • Kardiologi
  • Optalmologi
  • Anestesiologi
  • Neonatologi

E.Diagnosis Banding
Kehamilan disertai kejang oleh karena sebab-sebab yang lain , misal:
• “Febrile convulsion” ( panas + )
• Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )
• Tetanus ( kejang tonik/kaku kuduk )
• Meningitis/ensefalitis ( pungsi lumbal )

F.Prosedur Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan
a.Menghentikan kejang-kejang yang terjadi dan mencegah kejang-kejang ulangan
b.Mencegah dan mengatasi komplikasi
c.Memperbaiki keadaan umum ibu maupun anak seoptimal mungkin
d.Pengakhiran kehamilan / persalinan mempertimbangkan keadaan ibu

Pengobatan
1.Obat obat untuk anti kejang.
MgS04 (Magnesium Sulfat).
Dosis awal: 4 gr 20% iv pelan-pelan selama 3 menit atau lebih, disusul 10 gr 50% i.m. terbagi pada bokong kanan dan kiri.
Dosis ulangan: tiap 6 jam diberikan 5 gr 50% i.m diteruskan sampai 6 jam pasca persalinan atau 6 jam bebas kejang

Syarat :
-reflek patela harus positip
-tidak ada tanda-tanda depresi pernapasan (respirasi > 16 kali/menit)
-produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 600 cc/hari

Apabila ada kejang-kejang lagi, diberikan MgS04 20%, 2 gr i.v pelan-pelan.
Pemberian i.v ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi, maka diberikan Pentotal 5 mg/kg BB /i.v pelan pelan.

Bila ada tanda-tanda keracunan, MgS04 diberikan antidotum Glukonas Kalsikus 10 g%.l0cc i.v pelan-pelan selama 3 menit atau lebih.
Apabila sudah diberi pengobatan diazepam sebelumnya tetapi tidak adekuat, maka dilanjutkan pengobatan dengan MgS04.

2.Mencegah komplikasi
Obat obat anti hipertensi
Bila sistole > 180 mmHg atau diastole > 110 mmHg digunakan injeksi 1 ampul Klonidin (lihat preeklamsia berat)

Diuretika
Obat obat diuretika hanya diberikan atas indikasi:
-edema paru-pani
-kelainan fungsi ginjal (apabila faktor pre renal sudah diatasi) diberikan furosemid inj. 40 mg/i.m

Kardiotonika
Diberikan atas indikasi :
-adanya tanda-tanda payahjantung
-edema paru
Diberikan digitalisasi cepat dengan Cedilanid

Antibiotik : di berikan Ampisilin 3 x 1 gr/iv
Antipiretik : Xylomidon 2 ccc/im dan/atau kompres dingin

3.Memperbaiki keadaan umum ibu
a.Infus RD5% / Dextran
b.Pasang CVP untuk:
pemantauan keseimbangan cairan (pertimbangan pemberian Low Mol Dextran)
Pemberian kalori (Dekstrosa 10%)
koreksi keseimbangan asam-basa (pada keadaan asidosis maka diberikan
c. Na.bic/Meylon 50 mm eq/i.v)

4.Pengakhiran kehamilan/persalinan
Setelah penderita tenang lebih kurang 15 menit setelah pemberian obat anti kejang dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
monitoring kesadaran dan dalamnya koma memakai 'Glasgow - Pitts burg Coma Scale'
diukur suhu rectal dan kadar hemoglobin/hematokrit
dipasang kateter tetap dan diukur jumlah urine dan dilakukan pemeriksaan albumin
palpasi dan auskultasi, serta pemeriksaan dalam (VT) untuk evaluasi
pemberian obat-obatan lainnya yang diperlukan

Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilitasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu yang dicapai dalam 44 jam setelah salah satu keadaan dibawah ini:
setelah pemberian obat anti kejang terakhir
setelah pemberian obat anti hipertensi

Seyogyanya dilakukan penelitian "vital sign"
Skor Vital Sign :
Bila skor total 10 atau lebih, saat yang optimal untuk mengakhiri persalinan / tindakan persalinan.
Bila skor total 9 atau ada nilai (1 ) sebanyak dua atau lebih, dimohon konsul pada staf untuk penentuan tenninasi atau tidak.
Bila skor 8 atau kurang, persalinan ditunda, kalau selama 6 jam tdak ada perbaikan maka persalinan pervaginam dipertimbangkan untung ruginya.

5.Pemeriksaan obstetrik yang lain
a.Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan pervaginam dipenuhi maka dilakukan persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
b. Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif langsung dilakukan amniotomi selanjutnya diikuti sesuai dengan kurva dari Friedman, bila ada kemacetan dilakukan seksio sesar.
c.Tindakan seksio sesar dikerjakan pada keadaan-keadaan :
  • Penderita belum inpartu
  • Fase laten
  • Gawat janin
  • Tindakan seksio sesar dikerjakan dengan mempertimbangkan keadaan kondisi ibu.

G.Komplikasi
1.Ibu :
  • CVA ( Cerebro Vascular Accident )
  • Edema paru
  • Gagal ginjal
  • Gagal hepar
  • Gangguan fungsi adrenai
  • DIC ( Dissemined Intrevasculer Coagulopaathy )
  • Payah jantung

2.Anak :
  • Prematuritas
  • Gawat janin
  • IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation)
  • Kematianjanin dalam rahim

H. Perawatan Selanjutnya Adalah Sebagai Berikut
1.Dilakukan observasi dan tekanan darah,Nadi, Suhu rektal, Pernapasan (frekwensi),tingkat kesadaran.
2.Pada 1 jam pertama diperiksa setiap 15 menit untuk selanjutnya tiap 1 jam sekali
3.Pemeriksaan Laboratorium .
4.Setelah persalinan dicatat tingkat kesadaran pada 15 menit, 1 jam, dan 6 jam.


Referensi
Panduan Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di Indonesia. POGI Edisi 1985, Satgas Gestosis.

Cunningham M.D. , Mac.Donald P.C., Gamt N.F : Hypertensive Disorders in Pregnancy. William Obstetrics 18th ed. 653 – 69A, 1989.

Sibai B.M : Management and Counseling or Patients with Pre eclampsia remote from term. Clinical and Gynecology Vol. 35 No. 2, 426 – 435, June 1992.

Sibai B.M : Management of Pre eclampsia. Clinics in Perinatology Vol. 18, No. 793 – 808, December 1991.

Smith J.A., Davey D.A., Davies N., Lindow S.W : The effect sublingual nifedipine on utero placental bloodflow in hypertensive pregnancy. British Journal of Obs.Gyn, Vol.95, 1276 – 1281, December 1988.

Tupper WRC, Martin Tr : the management of severe toxemia in patient at less16 weeks gestation. Obtetrics & Gynecology Vol. 54, No.5, 602 – 605, November 1979.

Walker JJ : Antihypertention therapy in pregnancy, pre eclampsia and eclampsia. Clinics in Perinatology Vol. 18, No. 4 : 845 – 873, December 1991.

Sumber :
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/07/prosedur-penatalaksanaan-eklampsia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar