Sabtu, 21 Agustus 2010

Mengenal Indikasi, Keuntungan, dan Kerugian SC

Menurut dr. Hendra G Widjanarko, Sp.OG  dalam Mailing List Dokter Indonesia, Indikasi SC bisa dikategorikan menjadi 3, kategori putih (indikasi mutlak SC) sampai kategori hitam (bukan indikasi SC, tapi persalinan dilakukan dengan SC), dan banyak indikasi SC pada praktek yang berada di daerah abu-abu (partus bisa normal, tapi dengan berbagai alasan dilakukan dengan SC ).

Indikasi "putih" antara lain : plasenta previa, bayi letak lintang, tali pusat membumbung, SC yang ketiga, gawat janin yang benar-benar gawat (tidak di"gawat-gawat" kan), penyakit pada Ibu seperti AIDS, herpes genitalis yang aktif,  dsb.
Kebanyakan kasus justru berada di daerah "abu-abu" muda seperti : bayi  letak sungsang atau bayi dengan lilitan tali pusat dan abu-abu tua seperti partus tak maju ...


Keuntungan SC
Tindakan sectio caesar memang memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya antara lain adalah proses melahirkan memakan waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai “jalan lahir”.

Kerugian SC 
Sedangkan kerugian tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun bayi yang dikandungnya. Kerugian yang dapat menimpa ibu antara lain :
  1.  Risiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.
  2.  Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.
  3.  Rasa nyeri dan penyembuhan luka pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan normal.
  4.  Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan proses keringnya bisa tidak merata.
  5.  Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tak bersih.
  6.  Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
  7.  Harus dicaesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.
  8.  Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat pisau bedah.
  9.  Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
Sedangkan kerugian yang dapat menimpa bayi antara lain :
  1.  Risiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui proses persalinan biasa.
  2.  Cenderung mengalami sesak napas karena karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.
  3.  Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga mengenai bayi.
 
Melihat risiko-risiko diatas, tentu akan lebih bijaksana bagi seorang ibu untuk tidak memilih melakukan tindakan operasi bila dapat melahirkan secara alamiah, hanya karena khawatir akan sakit saat proses melahirkan. Perlu diingat bahwa tindakan sectio caesar harus menjadi pilihan terakhir dalam memutuskan proses melahirkan yang akan dilakukan. Pemeriksaan dini dan teratur dalam masa kehamilan akan sangat membantu dalam mempersiapkan proses melahirkan yang aman dan nyaman bagi sang ibu.

Yang sering menjadi pertanyaan apakah persalinan berikutnya harus SC jika sebelumnya riwayat SC?
Dulu katanya kalau persalinan dilakukan secara sectio Caesar, maka pada kehamilan seterusnya sang ibu harus melakukan persalinan sectio Caesar. Tetapi sekarang para ibu bisa lega karena panduan terbaru menyatakan kalau ibu bisa melakukan persalinan per vaginam walaupun memiliki riwayat persalinan section Caesar sebelumnya.
Menurut panduan yang dikeluarkan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists, wanita yang memiliki riwayat section Caesar dua kali atau riwayat operasi rahim sebelumnya dapat diberikan kesempatan memilih persalinan per vaginam.
Lalu bagaimana dengan resiko robeknya rahim akibat kontraksi rahim saat persalinan dilakukan? Ternyata menurut penelitian, wanita yang memiliki riwayat SC dan melakukan persalinan per vaginam tidak memiliki peningkatan resiko robeknya rahim. Jadi aman saja untuk mencoba persalinan pervaginam. Selain itu hasil peneltian menunjukkan 60-80% ibu yang melakukan percobaan persalinan per vaginam berhasil melahirkannya.
Sebaiknya kandidat terbaik untuk mencoba persalinan per vaginam setelah SC sebelumnya adalah ibu tanpa riwayat rupture uteri (rebeknya rahim), rowayat luka operasi yang besar di rahim sebelumnya dan kehamilan tanpa komplikasi.

Baca juga Artikel Sebelumnya " Kenapa Harus SC?"

 Sumber :  
dr. Rustam Sunaryo, Sp. OG, Ilmu Kebidanaan Operatif, EGC Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar