Kamis, 16 Juni 2011

Bertani yukk!!!

Jika seorang anak ditanya apa cita-citanya? Pasti sebagian besar menjawab : ingin jadi guru (ustadz,) menteri, dokter, pilot, dan berbagai profesi yang cukup menjanjikan lainnya (secara materi ..)
Adakah diantara anak-anak kita yang bercita-cita ingin jadi petani???? Semoga saja masih ada ya (tapi kok aku pesimis..)
Sebenarnya kalau dipikir jasa petani jauhhh lebih besar dibanding sebagian besar profesi yang dianggap beberapa orang "wah" tersebut lho. Coba saja bayangkan kalau di dunia ini nggak ada petani. Pernahkah membayangkan? gimana coba kalau tidak ada petani lagi??? :D Kalau nggak ada dokter, kayaknya dunia tetap berjalan deh, orang sakit tanpa berobat kan bisa sembuh sendiri dengan izin Alloh. Tapi kalau nggak ada petani??? wah, nggak tahu deh dan nggak bisa membayangkan.
Makanya di suatu hadits Rosululloh shollallohu 'alaihi wasalam bersabda : 
"Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya" [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)].
Menurut Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas pekerjaan yang terbaik adalah bercocok tanam. Masyaaallah, betapa besar keutamaan menjadi petani.... 
Tetapi sekarang pada kenyataannya amat sedikit orang yang tertarik menjadi petani. Biasanya orang menjadi petani karena terpaksa. Bahkan di desa-desa pun banyak orang yang memilih merantau ke kota, entah di sana mencari pekerjaan apa, dibanding bertani di kampung.
Apalagi sekarang banyak lahan-lahan pertanian yang tergusur, areal persawahan dibangun menjadi berbagai gedung, perumahan, pusat industri, dsb...tidak bisa membayangkan jika suatu saat tidak ada lagi yang tertarik untuk bertani. Sekarang saja Indonesia mulai import beras, gula, gandum.. bagaimana 10 tahun yang akan datang jika kondisi ini masih tetap sama?

Sebenarnya aku dulu juga kurang tertarik bertani. Biarpun aku etrmasuk keturunan dari seorang petani (kakekku petani), tapi sejak kecil ortu nggak pernah mengajakku ke sawah. Dan mungkin nggak pernah terbersit dalam pikiran ortuku agar aku bisa bertani/bercocok tanam. Jadi pengalamanku dalam pertanian memang sangat sedikit. Tetapi sejak pindah ke rumah mertua, aku mulai sedikit belajar bertani. Kegiatan mertuaku sehari-hari adalah mengurus sawah beliau di desa. hehehe. Makanya aku banyak belajar tentang pertanian pada beliau. Aku mulai tahu sistem menggarap sawah (walau masih perlu banyak belajar), mulai mengenal bibit-bibit tanaman padi, mulai tahu kapan mulai menabur benih, mesti bagaimana jika ada rumput/hama di sawah..... ternyata nggak susah-susah banget kok. Yang susah mungkin mencangkul/menandur di sawahnya kali ya... untuk yang satu ini aku memang belum pernah mencoba... karena biasanya kalau di desa ada beberapa orang yang pekerjaannya untuk mencangkul/nandur/manen. Jadi kita tinggal ngatur jadwal dan biayanya saja.
Kurasa cukup menyenangkan belajar pertanian ^^ Suatu saat memang ingin lebih fokus menggeluti pertanian. Sebenarnya hasil pertanian juga cukup lumayan, biarpun tidak iap bulan diharapkan.  Biasanya hasil pertanian didapat setiap 4 bulan sekali. Tetapi itupun kadang bisa gagal panen kalau pas musim hama dsb... sangat dibutuhkan rasa tawakal kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.

Kalau seseorang "murni" cuma berprofesi sebagai petani memang susah.... kecuali sawahnya 10 hektar  kali ya.. Satu hektar sawah sekali panen menghasikan sekitar 10 jutaan. Jadi kalau punya sawah 10 hektar, bisa mendapat 100 juta sekali panen (lumayan banget kan? sekali panen, bisa langsung beli mobil, hehehe). Tapi itu mungkin cuma satu diantara 5.000 orang penduduk di desa. Kebanyakan orang di desa sawahnya cuma 1/4 hektar, jadi dalam 4 bulan mendapat penghasilan kurang lebih 2,5 juta. Sebenarnya penghasilan segitu relatif juga ya.. tergantung kebutuhan tiap orang. Ada yang cukup, tapi banyak juga yang ngerasa kurang. Pemerintah memang kurang memperhatikan nasib pak tani. Harga hasil pertanian nggak sebanding dengan kerja keras dan jasa petani. Makanya itu banyak orang yang mulai meninggalkan pekerjaan ini.

Biarpun aku juga baru tahap belajar tentang pertanian terutama menanam padi. Kurasa aku mulai menikmati usaha ini. Ada rasa kepuasan jika ternyata panen berhasil, biarpun pernah merasakan gagal panen juga. Pengen suatu saat anak-anakku bisa belajar lebih mendalam tentang pertanian juga. Dan semoga saja di era mendatang, lebih banyak orang yang tertarik untuk menggeluti bidang pertanian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar