Senin, 06 Juni 2011

Rindu Solo

Selalu merindukan untuk pulang kembali ke Solo.
Rindu kotanya, rindu masakannya, rindu tempat ta'limnya, rindu ustadz-ustadznya (rindu majlis ilmunya maksudnya...^^), rindu teman-teman.. dan terutama sangat rindu bapak dan ibuku.

Kadang sedih juga jika mendengar keluh kelah ortuku yang cuma berdua di rumah. Alhamdulillah sampai sekarang ortuku masih mempunyai kesibukan, sehingga tidak terlalu sangat merasa kesepian. Tetapi jika ingat cucu-cucunya katanya jauhhh lebih nggak tahan kangen dibanding ketemu anak-anaknya.. (hm....).
Belum tahu kapan bisa pulang ke solo padahal pengennya pulang dalam pekan ini , supaya bisa ketemuan ama ummu khansa. Seringnya ortuku yang ke rumahku, hampir tiap satu bulan ke sini terutama bapak. Bapak memang selalu kangen sama harits. Ya pantaslah.. sejak harits lahir, yang merawat sejak kecil sampai aku lulus coass adalah bapak dan ibu. Dulu bapak yang sering menggendong, mengajak jalan-jalan, menidurkan... masyaallah... betapa besar pengorbanan bapak ibu waktu itu. Makanya sempat nggak tega juga ketika aku harus membawa harits dari pelukan ortuku waktu itu. Tapi ....bagaimana lagi, tanggungjawabku lah untuk mendidik harits. Secara materi, mungkin ortuku lebih bisa memenuhi dibanding kami, tetapi aku tidak yakin dengan pendidikannya? Pola pendidikan kakek-nenek tentu tidak sama dengan pendidikan orang tua. Oleh karena itu, biarpun dengan berat hati aku sedikit memaksa untuk membawa harits tinggal denganku.

Soal selera masakan, biarpun sudah hampir 4 tahun an di sini, tetap saja aku selalu rindu dengan masakan-masakan asli solo. Apalagi sejak hamil kali ini, aku ngerasa kurang cocok dengan menu masakan sini. Pengen menikmati soto kwali, srabi notosuman, tahu campur pasar kembang, timlo sastro, nasi liwet, steak (hmm..).... sayangnya di sini nggak ada yang jual. Mau mbuat sendiri, juga pesimis bisa seenak rasa aslinya. Alhamdulillah ari ahad kemarin, nggak sengaja nemuin rumah makan yang jual soto semarang di sini (hihihi) lumayanlah sebagai tombo kangen.... Secara rasa soto semarang rasanya kan agak-agak mirip dengan soto kwali, jadi sedikit terpuaskan. Kalau soto daerah sini beda banget dengan soto solo, kalau soto sini dikasi tauco.. jadi rasanya "berat" banget, nggak kayak di solo yang segeer....:D

Sebenarnya mencari ilmu / kajian di zaman sekarang memang mudah banget. Aku bisa dengerin radiorodja via fleksi atau streaming, bisa download kajian di kajian.net, bisa lihat video di ahsan.tv / yufid.tv. Di rumah juga banyak koleksi mp3/CD dan DVD. Masya allah, betapa Alloh sudah sangat memberi kemudahan dalam mencari ilmu. Tetapi.... kenapa ya rasanya tetep lain ketika dulu aku tholabul 'ilmi pertama kali. Selalu merindukan lagi, saat-saat ta'lim di musholla FK dengan ustadz Muhammad Na'im, LC, ustadz abu ahmad, ustadz jauhari dan ustadz yang lain. Mungkin karena waku itu aku masih sendirian kali ya.. jadi bisa konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan ustadz, nggak seperti sekarang, atau karena tingkat keiklasanku yang berbeda? Hanya berharap semoga saja suatu saat aku bisa bermajlis dengan para assatidz itu lagi. Aamiin.

Kadang kalau sedang berbicara dengan suamiku, aku memang sering mengutarakan suatu saat ingin menetap di solo lagi, membayangkan di sana dekat dengan ortu, teman-teman, mudahnya mencari ilmu, lingkungan yang kondusif, sekolah yang syar'i..Akan tetapi penjelasan suamiku juga selalu menghibur hatiku. "Dimanapun kita, asal kita bisa istiqomah insyaallah itu yang terbaik, belum tentu juga ketika kita di sana akan lebih baik dari sekarang...". Yah... memang benar juga perkataan suamiku, tidak selalu apa yang kita inginkan, itu yang terbaik buat kita. Belum tentu juga ketika di solo lebih baik dibanding di sini. Aku mempunyai teman yang mendapat rumah di pondok, ternyata juga nggak betah, akhirnya malah memilih tinggal di luar pondok. Padahal kalau aku membayangkan, hidup di lingkunga pondok pasti enak. Banyak ta'lim, teman-teman yang semanhaj, lingkungan yang kondusif...Manusia memang seringnya kurang bersyukur kali ya.... kurang bisa menilai segala sesuatu yang ditakdirkan Alloh dengan kacamata positif. 

Terima kasih suamiku... yang selalu membuatku bahagia dan bisa mengobati seluruh kerinduan ini ^^ 
(Pengen nambahin kata-kata yang lebih romantis, tapi maluu kalau dibaca orang yang tidak berkepentingan...hehehe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar