Selasa, 05 Januari 2010

Belajar Hidup Mandiri


Sudah hampir 2 bulan kami sekeluarga menempati rumah ini. Alhamdulillah, kami merasa “betah”, anak-anakpun senang sekali tinggal di sini. Biarpun rumahnya relatif sempit dibandingkan rumah-rumah yang kami tempati sebelumnya, tapi menurutku ini adalah rumah yang paling ideal. Di sini kami benar-benar mandiri, tidak bareng orang tua lagi. Kami bisa mendesain rumah sekendak hati kami. Yang paling utama, tidak ada TV, tidak ada foto, tidak ada hiasan yang berlebihan, tidak banyak perabotan sehingga rumah tidak terasa makin sempit.
Biarpun sudah 5 tahun menikah kami memang baru pertama kali tinggal di rumah sendiri,.sebelumnya selalu tinggal di rumah orang tua. Ternyata banyak sekali kebutuhan rumah tangga yang dulu tidak pernah kami pikirkan. Dari mulai peralatan makan, peralatan masak, meja kursi, almari, sampai barang-barang elektronik.

Alhmadulillah ibu dan mertuaku adalah tipikal wanita rumah tangga yang senang mengkoleksi peralatan rumah tangga, makanya kami disuply banyak barang dan perabotan, jadi tidak semua harus beli. Tetapi karena masalah transport, untuk barang-barang besar harus beli sendiri (nggak modal banget ya?).
Setelah tinggal di rumah sendiri rasanya aku punya hobby baru yang agak berlebihan. Setiap kali belanja ke toko atau ke supermarket, selalu melirik peralatan rumah tangga, pengennya membeli ini ..itu, ini… itu..yang kadang tidak terlalu dibutuhkan. Untungnya kalau belanja selalu dikawal suami, jadi selalu mengingatkan untuk memikirkan manfaat suatu perabotan yang ingin dibeli. Memang tabiat wanita sepertinya begitu ya?  gampang lapar mata, apalagi kalau ada promo atau diskon. Waah..langsung pengennya beli macem-macem.

Padahal nasehat seorang ustadz, rumah tidak perlu berisi banyak parabotan atau hiasan, yang penting bersih dan rapi pasti terasa nyaman.
Tetapi punya 2 anak laki-laki yang masih balita, susah banget menjaga kebersihan dan kerapian. Sudah semaksimal mungkin rumah dirapikan, ada saja kelakukan anak-anak yang membuat berantakan. Jadi memang harus selalu siap bersih-bersih rumah, apalagi suamiku dan al harits (anakku yang pertama) suka berkomentar kalau rumahnya berantakan. “ Ummi..kok rumahnya berantakan sekali… “ Walah, walah mesti kerja keras supaya selalu bersih dan rapi. Apalagi dek hanif (anakku yang kedua) paling suka ngobrak-abrik barang, baju sudah tertata rapi di almari, diberantakin tidak karuan, buku sudah terpasang cantik di rak, dijatuhkan sehingga berserakan, kertas – kertas juga pada disebarin di lantai, dan satu hal yang bikin makin capek, sukanya mainan air. Air di kamar mandi dibuangin ke luar, air galon ditumpahkan dimana-mana…kalau sudah seperti itu,  mesti kerja ekstra keras untuk merapikan kembali. saking sukanya main air, tagihan PDAM bisa 3 kali lipat dari normal loh. Dinding rumah juga penuh coretan. Padahal baru 2 bulan kami cat ulang, sudah penuh coretan-coretan beraneka ragam.
Sebagai manajer rumah hal yang paling membuat “pusing” adalah memilih menu hari ini. Waduhh….maklum umminya harits ini termasuk wanita yang tidak jago masak, cuma bisa masak menu yang standar. Biar begitu sepertinya suami dan anak-anakku sangat suka masakan umminya, jarang ada sisa lho. atau jangan-jangan karena ummi kalau masak lamaaa ya, jadi yang nungguin dah kelaparan semua ??? (senyum mode)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar