Senin, 06 Desember 2010

Konselor VCT HIV-AIDS

Hari ini aku mendapat pengalaman pertama menjadi konselor VCT- HIV AIDS. Tentu banyak diantara kita mengernyitkan dahi apaan tuh konselor VCT ^^. Kalau HIV AIDS sudah banyak yang paham ya. Biarpun kebanyakan orang belum bisa membedakan antara HIV dan AIDS, karena HIV beda dengan AIDS. Orang HIV positif belum tentu terkena AIDS.

HIV adalah infeksi virus yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah kumpulan penyakit yang disebabkan penurunan daya taha tubuh. Seorang yang telah HIV positif biasanya terkena AIDS setelah 5-10 tahun. Jadi jangan pikir orang dengan HIV positif pasti selalu kurus, dan tidak bisa beraktivitas. Biasanya dalam tahun-tahun pertama kondisi tubuhnya seperti orang "sehat".

Stigma jelek dalam masyarakat terhadap penderita HIV-AIDS memang masih luar biasa, bahkan di kalangan dokter dan paramedis sendiri. Biasanya dokter, perawat, atau petugas kesehatan jika mengetahui status seorang pasien HIV positif langsung "menganaktirikan". Dahulu di RS sini, ketika ada seorang pengidap HIV-AIDS diletakkan di suatu ruangan khusus, ketika memeriksa memakai jas dobel, sarung tangan, masker, bahkan ada beberapa RS dimana dokter/perawat memakai baju seperti "astronot". Yang lebih ekstrim lagi, ketika pasien tersebut meninggal, kasur bekas pasien tersebut dibakar. Ruangan langsung disterilkan.Hal itulah yang membuat masyakat ikut-ikutan mengasingkan seorang penderita HIV-AIDS. sehingga wajar jika akhirnya banyak penderita AIDS yang depresi, putus asa, bahkan ada yang sampai bunuh diri karena sikap warga disekitarnya. Mereka meninggal bukan karena penyakitnya, tapi karena perlakuan orang-orang di sekitarnya.
 
Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa Penularan HIV AIDS kebanyakan adalah dari hubungan seksual yang tidak aman dengan orang HIV-AIDS (disingkat ODHA). Selain itu juga dari penggunaan jarum suntik yang tidak steril yang terkena virus HIV, melalui transfusi darah dan penularan dari ibu ke anaknya baik selama kehamilan, persalinan maupun menyusui.

Harap diingat HIV-AIDS tidak menular lewat jabat tangan, bersentuhan, cium pipi, bersama-sama menggunakan alat makan, renang, dsb. Jadi secara umum hanya 3 cara diatas yang menuarkan HIV-AIDS. Jadi salah besar, kalau ketika kita berjabat tangan atau bersentuhan dengan penderita HIV-AIDS ikut tertular. Bahkan penularan lebih mudah penyakit TBC atau hepatitis dibanding HIV-AIDS.

Kembali ke VCT, jadi VCT adalah suatu Vountary -Conselling and Testing. Di klinik VCT kita memberikan informasi yang benar tentang HIV-AIDS, menilai faktor resiko dari seseorang yang akan test HIV, menjelaskan makna dari tes HIV, dan kemudian memberi gambaran bagaimana jika seseorang terkena HIV-AIDS, kemudian melakukan test HIV. Lewat  VCT, seorang penderita HIV-AIDS diberi kemudahan untuk menerima pengobatan, dukungan moral-sosial-psikologis, penjelasan yang benar seputar HIV AIDS, cara-cara dan pola hidup yang harus dijalani seorang ODHA dsb yang berkaitan dengan HIV-AIDS. Sebenarnya petugas VCT tidak harus seorang dokter lho, perawat, psikolog bahkan orang awam pun bisa menjadi konselor VCT. Asal ikut pelatihan VCT kali ya....

Jadi ingat, test HIV tidak dapat dilakukan tanpa pemberian informasi dulu dan harus dengan persetujuan orang yang akan dilakukan tes. Hasil tes bersifat konfidensial (rahasia, kecuali ada kepentingan hukum yang mengharuskan mengungkapkan hasil tes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar